Sampai sekarang aku belum mempercayai kenyataan ini, bahwa aku harus merelakan satu orang istimewa lagi hanya demi temanku. bukan sekedar memberikan kesempatan, namun juga merelakan rasa itu pergi dan tak kembali lagi. aku melakukannya demi temanku, aku tulus meski aku tahu perasaanku kini jauh lebih kacau ketimbang sebelumnya.
Aku, Kanazawa Sayuri, gadis berusia 14 tahun yang telah 3 kali merelakan rasa itu pergi dan tak kembali lagi. merelakan perasaan itu diberikan untuk temannya. karena bagiku teman itu adalah orang kedua dari segalanya selain kedua orang tuaku. kebahagian mereka adalah kebahagiaanku juga, kesedihan mereka adalah kesedihanku juga.
Yang ku ingat mengenai perjalanan pertamaku mengenai perasaan itu adalah ketika aku duduk di bangku kelas 3 SD. ini bukan first love ku, tapi aku tahu aku 'menyukainya'. namanya Nakamouri Kenta. aku bertemu dengannya disebuah taman bermain ketika senja tiba. ditaman itu hanya tersisa aku, dirinya, dan juga wahana bermain. sebenarnya aku datang ke taman bermain itu untuk menjemput kakak sepupuku, namun berhubung dia sedang berada dirumah temannya yang bersebelahan dengan taman tersebut, maka aku menantinya di taman tersebut. pandanganku dan dirinya dipertemukan untuk pertama kalinya, dan aku tahu itu hanya sebuah pandangan yang tak bermakna dari sorot mataku, tetapi hal yang berbeda ku tangkap dari sorot matanya. hangat, tenang, dan membuatku tersenyum kearahnya tanpa motif apapun. mulai darisanalah aku merasakan sesuatu yang berbeda jika bertemu dengannya. namun semuanya berubah ketika sepupuku sendiri mengatakan bahwa ia menyukainya. aku tahu ini salah ! usianya sepantaran denganku, sedangkan sepupuku ? dia 4 tahun lebih tua diatasnya ! setiap hari bahasan utama sepupuku adalah Kenta, sehingga aku menyadarai langkahku selanjutnya adalah mundur dan tak pernah menoleh kearahnya lagi. 2 tahun kemudian, ketika ia pindah ke luar kota aku baru mengetahui bahwa ia juga menyukaiku. hampa dan galau, itulah perasaanku ... semenjak itu, aku dan dia tak pernah lagi bertemu.
Yang kedua, ketika aku duduk dibangku kelas 5 SD. teman sekelasku sendiri, Yumeno Akira. aku terkesan padanya akan kepintaran dan sifatnya yang lugu dan jujur. rasa terkesanku berkembang dan berubah menjadi rasa yang lain, suka. aku tak pernah menceritakan rasa itu kepada sahabatku sendiri, meski aku telah mempercayainya sebagaimana dia juga mempercayaiku. entah mengapa, tapi aku yakin aku malu untuk menceritakannya. beberapa bulan kemudian, sahabatku mengatakan padaku bahwa ia menyukai Akira sebelum aku berusaha untuk menceritakannya terlebih dahulu. awalnya ku kira itu hanya sebuah lelucon ... namun ini sebuah kenyataan ! dengan perlahan tapi pasti, aku mencoba untuk mundur dari posisi bertahanku dan memberikan peluang tersebut kepada kedua sahabatku.setiap malam sebelum aku benar - benar memejamkan mata dan masuk ke alam mimpi, aku selalu berdoa agar aku dapat melupakannya. aku tak ingin sahabatku tahu dan membuat mereka kecewa. namun setahun kemudian, hal bodoh itu terulang lagi. aku baru mengetahui bahwa ia juga menyukaiku, namun aku tak menginginkannya lagi ! aku tak mau !
Setahun sudah terlewati dan aku bebas dari perasaan bodoh itu. membuatku tenang ku kira aku tak akan merasakannya lagi, namun ternyata salah ! aku kembali merasakannya ketika aku duduk dibangku kelas 7 SMP. dia kakak kelasku, orang pertama yang membuatku tersenyum setiap pagi dan semangat untuk menjalani hari dengan tenang. cukup lama aku marasakan rasa yang pernah hilang dalam setahun, dan aku mencoba untuk menjaganya, namun gagal. temanku datang, tahu akan sosoknya dan dia mulai merasakan hal yang aku rasakan pada orang itu padahal ia tahu aku juga merasakan hal yang sama. sejak hari itu, air mata selalu menghiasi hari - hariku. rasa sakit hatiku tak bisa terpendam lagi ketika aku tahu bahwa dia lebih memilih temanku. mereka hampir bersatu, namun gagal. bukan karena aku mereka gagal, tapi karena dia tak berani mengungkapkannya kepada temanku. dasar pengecut ! rupanya 1000 langkah mundurku untuk menjauh darinya lumayan berhasil. meskipun aku masih sulit untuk melupakannya. setahun kemudian, sosoknya selalu membuatku trauma bagiku jika aku bertemu dengannya lagi. aku tahu tahu mengapa.
Sampai detik ini, aku tak pernah merasakan hal itu lagi. perasaan yang dinamakan 'cinta', perasaan yang dapat membuat orang menjadi gila sesaat. namun pertanyaanku kini, haruskah aku merindukan perasaan itu lagi ???